Our First Flight (1) [Support Us!]

Pada faktanya kami bukanlah pengemis yang hanya meminta-minta donasi kesana kemari. Kami adalah sekelompok pemuda pemudi yang rela keluar dari zona nyaman yang mau meluangkan waktunya untuk berjuang bersama-sama. Kami adalah Paduan Suara Mahasiswa Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Vocalista Harmonic Choir, nama lain kami yang bisa juga disebut sebagai identitas kami.

Saat ini kami sedang mempersiapkan diri untuk mengikuti kompetisi paduan suara internasional yang akan diselenggarakan di Singapura bulan Juli mendatang. SICF (Singapore International Choral Festival) 2018 ini adalah kompetisi internasional pertama kami. Kami sudah mempersiapkan hal ini sejak awal 2018 lalu yang berarti kami sudah lebih dari separuh jalan dalam persiapan ini. Namun dalam jangka waktu tersebut, ada beberapa hal yang tak bisa kami tangani sendiri. Salah satunya adalah masalah finansial. 

Bukan suatu rahasia lagi bahwa masalah ini juga sering menimpa banyak tim kompetisi di bidang apapun di ajang perlombaan apapun yang ikut serta dalam perlombaan secara independen. 

Sejujurnya, sudah banyak hal yang kami lakukan untuk mengatasi masalah ini. Mulai dari berjualan jajanan, mengadakan penggalangan dana ngamen setiap minggunya, perngadaan merchandise untuk dijual, dan lainnya. Namun ternyata kami masih belum bisa berdiri sendiri. Dana yang dikeluarkan oleh pihak kampus memang besar, namun belum dapat menutup kebutuhan anggaran kami.

Kami sendiri tidak hanya berfokus pada penggalangan dana. Kami tetap melakukan latihan rutin demi kompetisi ini. Dana adalah apa yang kami butuhkan agar dapat berangkat ke kompetisi ini, namun nyanyian adalah apa yang akan kami bawa dalam kompetisi ini. Di kompetisi manapun, baik regional, nasional, maupun internasional, hal ini akan selalu berlaku. Bahkan tanpa dana pun kami akan tetap bernyanyi. Namun ada satu panggung yang kami inginkan saat ini, yaitu panggung kompetisi SICF dan kami tidak akan pulang dari sana dengan tangan hampa. Bukan juga hanya sekedar bronze medal dan siler medal. Kami menargetkan untuk gold medal dan grand prix. Tentu saja kami tidak mungkin menargetkan hal itu tanpa menyadari seberapa jauh kemampuan kami.

Saya sendiri hanyalah seorang mahasiswa Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta berjiwa pemusik yang memutuskan bergabung ke unit ini agar dapat terus bernyanyi. Saya juga merupakan bagian dari tim yang akan berangkat mengikuti kompetisi ini. Kemampuan saya bisa dibilang jauh berada di bawah kemampuan teman-teman saya yang notabene adalah mahasiswa seni pertunjukan khususnya jurusan musik yang bermayor vokal. Apakah hanya begitu saja? Tidak. Saya tetap berlatih dan mengejar kemampuan mereka, mencoba menyetarakan posisi agar tidak tertnggal jauh di belakang dan malah menghambat tim ini. Saya sadar bahwa saya bisa menjadi kendala kapan saja, namun saya selalu berusaha agar hal itu tidak terjadi.

Hingga di sini lah kami berada. Masih berusaha untuk mengumpulkan sejumlah nilai yang sekiranya mampu untuk menutupi kekurangan anggaran sembari berlatih demi menjadi yang terbaik.

Kemudian saya berpikir, tidakkah berat bagi para pengurus tim untuk berlatih dengan keras sedangkan pikiran mereka berada di tempat yang lain yang tidak bukan adalah memikirkan tentang bagaimana kami harus memenuhi kebutuhan dalam jumlah besar ini. Apakah kami, seluruh anggota tim, harus mengeluarkan biaya yang lebih besar lagi, padahal kami telah berlatih sama kerasnya dan juga turut membayar sejumlah iuran dalam nilai tertentu. Di sisi lain saya juga berpikir, tidakkah berat bagi kami jika dalam setiap latihan harus memikirkan berapa lagi yang harus dibayar jika penggalangan dana tak sesuai dengan target. Saya yakin bahwa pemikiran ini melintas tak hanya saat kami sedang berlatih atau sedang berkumpul saja. Di mana pun, kapan pun, pemikiran ini dapat singgah di kepala kami. Satu hal yang paling mengerikan yang pernah terlintas di benak saya adalah jika pada hari yang telah ditentukan kami masih belum dapat mendapatkan sesuai target, apakah kami akan batal mengikuti kompetisi ini? Saya berharap hal itu tidak akan terjadi.

Dukungan dalam bentuk apapun akan selalu kami terima dengan senang hati. Selain dukungan moral, saat ini kami juga membutuhkan bantuan secara finansial. Maka berkenanlah anda sekalian untuk meluangkan waktu membuka laman https://kitabisa.com/dukungpsmisi. Jangan malas juga untuk mencari tahu mengenai paduan suara kami di Channel Youtube maupun di laman pencarian. Anda juga dapat mencari tahu tentang kompetisi yang kami ikuti di http://sicf.sg/home/.

Waktu yang sudah anda habiskan untuk membaca blog ini tidak akan sia-sia. Anda dapat menyebarkan kabar ini ke siapapun. Bagaimanapun juga kami akan tetap terus berjuang.






Salam sriwing~

Vaishaka
Alto

Komentar