(06/03) - Nenek bilang ayam kampung dan ayam negeri, lebih sehat dan lebih sedap ayam kampung.. Katanya, itu karena ayam kampung mencari makanannya sendiri di kebun, walaupun sudah diberi makan pemiliknya. Sedangkan ayam negeri tidak pernah dibiarkan bebas untuk keluar kandang, selalu makan dedak, konsentrat, dan penyubur (hormon).
Ayam kampung juga selalu bergerak, hal ini karena mereka dibiarkan bebas saat mencari makan sendiri. Ayam negeri hanya diam dan menunggu untuk diberi makan, karena mereka tidak dibiarkan bebas.
Dari situlah aku belajar...
Ku ibaratkan ayam-ayam itu sebagai insan manusia, pemilik atau peternak itu sebagai pembimbing atau guru, dan makanan-makanan itu sebagai ilmu dan pengetahuan.
Jika kita mencari sendiri ilmu dan pengetahuan sesuai dengan pilihan kita, sesuai dengan minat kita, kita akan lebih merasakan manfaatnya, tentu saja dengan arahan dan bimbingan agar tidak terjerumus ke hal yang salah. Kita pasti lebih terlatih, lebih siap, mandiri, dan lebih sehat. Lebih terlatih untuk mengahadapi rintangan, lebih siap untuk menjalani hidup dengan mandiri, dan akan sehat jasmani dan rohani karena tidak menerima tekanan fisik maupun batin. Semua karena keinginan sendiri.
Tidak akan seperti ini jika kita hanya diam, menunggu orang lain memberikan ilmu dan pengetahuan yang mungkin kurang kita sukai dan tidaksesuai dengan minat kita. Kita pasti merasa tidak senang dan bahagia. Apalagi kita tidak punya kebebasan, kebebasan dalam memilih, bertindak, dan berpendapat. Kita akan menjadi ketergantungan, malas, dan tidak akan merasa siap. Selalu bergantung kepada orang lain yang selalu memberi kita ilmu, dengan begitu kita tidak akan mandiri dan menjadi manja dan pemalas. Malas untuk mencari hal-hal di luar sana karena terbiasa 'dikurung' selain itu pasti kita merasa 'suatu hari pasti bertemu'. Dan tidak siap untuk menghadapi kehidupan di luar yang lebih menantang.
Itulah yang dapat ku simpulkan dari cerita nenekku tentang ayam-ayam tadi.
Dan aku merasa berterima kasih dengan kisah ayam yang sangat berfilosofis ini. Terima kasih Nenek :]

Komentar
Posting Komentar