Terbatasi dinding kaca ini, aku
memandangmu.
Memandangmu dari kejauhan.
Terhalangi tetesan hujan yang mengalir
di dinding kaca.
Buram yang ku lihat, dingin yang ku rasakan.
Mengapa ku hanya
bisa melihatmu saat hujan turun?
Di manakah kau pada saat yang lain?
Atau kau
hanya muncul saat aku dan langit sedang menangis karena merindukanmu?
Dan kini,
aku juga menghujankan air mataku.
Tak terbendung lagi, ku hanya bisa bersedih
dan menangis.
Menemani hujan yang juga tangisi dirimu.

Komentar
Posting Komentar